Thursday, 16 August 2012

Dahsyatnya Sakaratul Maut!



"Tiap-tiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." (QS. Ali Imran:185)


Mati. Suatu kepastian dari Allah Swt yang akan dialami oleh setiap orang. Satu kata yang mencekam jika dibayangkan. Suatu proses berpisahnya ruh dan jasad. Namun bukan hanya sekedar itu, mati juga berarti berpisahnya hamba Allah dengan Dunia dan segala urusannya. Setelah itu, ia akan menuju ke alam selanjutnya. Yang lebih panjang, lebih indah atau boleh jadi lebih menyeramkan. Namun yang pasti lebih abadi ..

Kematian juga menjadi gambaran kecil bagi orang tersebut. Apakah bahagia atau celaka. Hal itu dapat dilihat dari bagaimana proses kematian yang akan dialami setiap jiwa yang berbeda-beda. Dan berikut sedikit gambaran tentang dahsyatnya sakaratul maut ...

Beginilah Cara Datangnya Kematian

1.    Kematian Bersifat Memaksa dan Tak Dapat Dihindari

Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga) ke tempat mereka terbunuh". Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. (QS. Ali Imran, 3:154)

2.    Kematian Mendatangi Meski dalam Benteng yang Kokoh

“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun?” (QS. An-Nisa 4: 78)

3.    Kematian Menemui Siapapun Meski Dia Lari Menghindar

Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS. Al-Jumu'ah 62: 8)

4.    Kematian Datang Secara Tiba-tiba

“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat. Dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Luqman 31: 34)

5.    Kematian Tidak Dapat Ditunda atau Dipercepat|
“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Munafiqun 63:11)

Dahsyatnya Rasa Sakit Sakaratul Maut

Atsar (pendapat) Rasulullah Saw:
"Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang" (HR. Tirmidzi)
"Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?" (HR. Bukhari)

Atsar  para sahabat Rasulullah Saw:
Ka'b al-Ahbar: "Sakaratul maut ibarat sebatang pohon berduri yang dimasukkan kedalam perut seseorang. Lalu, seorang lelaki menariknya dengan sekuat-kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua bagian tubuh yang menyangkut padanya dan meninggalkan yang tersisa".

"Demi Allah, seandainya jenazah yang sedang kalian tangisi bisa berbicara sekejap, lalu menceritakan (pengalaman sakaratul mautnya) pada kalian, niscaya kalian akan melupakan jenazah tersebut, dan mulai menangisi diri kalian sendiri." (Imam Ghozali mengutip atsar Al-Hasan).

Imam Ghozali juga berpendapat rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh anggota tubuh sehingga bagian orang yang sedang sekarat merasakan dirinya ditarik-tarik dan dicerabut dari setiap urat nadi, urat syaraf, persendian, dari setiap akar rambut dan kulit kepala hingga kaki.

Ia juga juga mengutip suatu riwayat ketika sekelompok Bani Israil yang sedang melewati sebuah pekuburan berdoa pada Allah Swt agar menghidupkan satu mayat dari pekuburan itu sehingga mereka bisa mengetahui gambaran sakaratul maut. Dengan izin Allah melalui suatu cara tiba-tiba mereka dihadapkan pada seorang pria yang muncul dari salah satu kuburan. "Wahai manusia !" kata pria tersebut. "Apa yang kalian kehendaki dariku? Limapuluh tahun yang lalu aku mengalami kematian, namun hingga kini rasa perih bekas sakaratul maut itu belum juga hilang dariku."

Proses sakaratul maut bisa memakan waktu yang berbeda untuk setiap orang, dan tidak dapat dihitung dalam ukuran detik seperti hitungan waktu dunia ketika kita menyaksikan detik-detik terakhir kematian seseorang.

Rasa sakitnya pun dialami setiap manusia dengan berbagai macam tingkatan rasa, ini terkait dengan tingkat keimanan atau kezhaliman seseorang selama ia hidup. Sebuah riwayat bahkan mengatakan bahwa rasa sakit sakaratul maut merupakan suatu proses pengurangan kadar siksaan akhirat kita kelak.

Sakaratul Maut Orang-orang Zhalim

Imam Ghozali mengutip sebuah riwayat yang menceritakan tentang keinginan Ibrahim as untuk melihat wajah Malaikat Maut ketika mencabut nyawa orang zhalim. Dengan izin Allah Swt beliau pun diperlihatkan gambaran perumpamaan Malaikat Maut sebagai seorang pria besar berkulit legam, rambut berdiri, berbau busuk, memiliki dua mata, satu didepan satu dibelakang, mengenakan pakaian serba hitam, sangat menakutkan, dari mulutnya keluar jilatan api.

Seketika melihatnya Nabi Ibrahim AS pingsan. Setelah sadar beliau berkata: “Cukup dengan memandang wajah Malaikat Maut, rasanya sudah cukup bagi seorang pelaku kejahatan untuk menerima ganjaran hukuman kejahatannya, padahal hukuman akhirat Allah jauh lebih dahsyat dari itu.”

Itulah gambaran wajah Malaikat Maut yang akan mendatangi kita kelak dan memisahkan roh dari tubuh kita. Itulah wajah yang seandainya kita melihatnya dalam mimpi sekalipun maka kita tidak akan pernah lagi bisa tertawa dan merasakan kegembiraan sepanjang sisa hidup kita.
Alangkah dahsyatnya ketika orang-orang yang zalim dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya sambil berkata: "Keluarkanlah nyawamu!" Pada hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (QS. Al-An'am 6:93)

Bahkan di akhir sakaratul maut, seorang manusia akan diperlihatkan padanya wajah dua Malaikat Pencatat Amal. Kepada orang zhalim, si malaikat akan berkata, "Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik, engkaulah yang membuat kami terpaksa hadir kami ke tengah-tengah perbuatan kejimu, dan membuat kami hadir menyaksikan perbuatan burukmu, memaksa kami mendengar ucapan-ucapan burukmu. Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik ! " Ketika itulah orang yang sekarat itu menatap lesu ke arah kedua malaikat itu.

Sakaratul Maut Orang-orang Bertaqwa

Sebaliknya Imam Ghozali mengatakan bahwa orang beriman akan melihat rupa Malaikat Maut sebagai pemuda tampan, berpakaian indah dan menyebarkan wangi yang sangat harum.

Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa:
"Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu? Mereka menjawab, 'Allah telah menurunkan kebaikan'. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat pembalasan yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik, dan itulah sebaik-baik tempat (kembali) bagi orang yang bertakwa." (QS. An-Nahl 16:30)

Bagaimana sahabat? Apakah kita merasa cemas setelah mengetahui itu semua?
Takutkah kita? Atau bahkan menyesal? Karena harus berada di dunia ini dan akan merasakan perihnya mati?

Namun, satu hal yang perlu kita ketahui, bahwa Allah menciptakan kematian dengan berbagai tujuan yang baik. Sebagai salah satu bentuk kekuasaanNya kepada kita, bahwa hanya Dialah yang paling berkuasa di Jagat Raya yang sempurna ini. Dan sebagai ujian untuk kita.

Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, agar Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
(QS. Al Mulk: 1-2)

Hidup ini sekejap tetapi beresiko.
Jangan karena mencari kenikmatan sesaat tetapi menderita berkepanjangan.
Hidup bukan untuk hidup, tetapi untuk Yang Maha Hidup.
Hidup bukan untuk mati, tetapi justru mati itulah untuk hidup.
Oleh karena itu, jangan takut mati, jangan lupa mati dan jangan cari mati.
Tetapi rindukanlah mati, karena mati pintu berjumpa dengan-Nya ..
(Ust. H.M. Arifin Ilham)

Wallahu’alam ..

Surat Sayang dari Allah ...

 
“Katakanlah jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, kaum kerabatmu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya, dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNYa. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (QS. At-Taubah:24)

Wahai sahabatku,
Demi Allah Yang Jiwaku Berada Dalam GenggamanNya ..
Sungguh Dia telah menitipkan sesuatu padaku untukmu ..
"Sepucukk surat sayang" untukmu ..
Surat yg Dia sampaikan dengan penuh cinta kasih, penuh tatapan rindu
Rindu untuk kau sapa ..

Wahai sahabatku ,
Allah sengaja menitipkan surat ini kepadaku, karna Dia tahu kamu sedang berada dalam kesibukan yang berlarut-larut.
 Kamu, terlalu sibuk dengan urusanmu .
Oleh karna itu Allah menitipkan surat ini kepadaku agar bisa kamu terima dengan penuh suka cita
Dan dapat kamu balas dengan penuhh cinta kepadaNya ..

Terimalaah,
Sungguh terimalah ..

“Wahai manusia ..
Sungguh jika dirimu sedang membaca tulisan ini, percayalah bahwa Aku sedang berada di dekatmu ..
Aku ingin kau tahu, Aku rindu padamu
Aku rindu kau sebut namaKu, Aku rindu dengan air matamu yang menetes karena takut dan menyesal kepadaKu
Aku rinduu ituu semuaa ..

Setiap pagi ketika kau bangun dari tidurmu, Aku menatapmu dengan penuh kasih sayang, berharap kata-kata yang pertama kali keluar dari bibirmu adalah namaKu
Namun, ternyata tidak ..
Kau justru menggerutu karena Aku bangunkan pagi hari itu
Kau acuhkan panggilan untuk menghadapKu,
Kau lanjutkan kembali tidurmu dengan rasa kesal karna Kubangunkan pagi itu ..

Ketika matahariKu menghangatkan tubuhmu, kau kembali terbangun
Lagi-lagi Aku berharap namaKu kau sapa,
Namun kini kau langsung bergegas mandi tanpa sedetikpun kau ingat atas nikmatKu ..

Setelah itu kau asyik bersolek di depan cermin,
Ku berharap kau mengingat Aku yang telah menciptakanmu dengan bentuk wajah sempurna itu,
Namun lagi-lagi tidak!
Kamu bersolek agar kelihatan menarik di hadapan orang lain
Padahal Aku menerima keadaanmu apa adanya, tanpa cacat ..

Setelah itu kau bergegas pergi menjalani aktivitasmu
Tetapi, lagi-lagi tanpa menyebut namaKu ..

Kau bertemu teman sekolahmu, teman kuliahmu, rekan kerjamu dengan penuh suka citaa
Kau pun juga manunggu seorang ciptaanKu yang kamu istimewakan
Yang sering kau panggil "Sayang", "Cinta", "Kekasih"
Namun, kenapa Aku tidak pernah kau panggil seperti itu?
Satu kali pun dalam sehari, kau tidak pernah berkata ...
 "Aku cinta Engkau yaa Allah .."

Tidak pernah ..
kenapa hai manusia?

Ketika kamu bertemu dengannya, kau langsung memeluk dan menciumnya ..
Tapi mengapa untuk sekedar mencium sajadahmu saja kamu enggan?
Mengapa wahai kekasihKu? Mengapa?

Bahkan ketika kalian berdua hendak makan siang, Aku tahu kau mendengar seruan shalatKu,
Tapi kenapa kamu tak hiraukan lagi?
Ku mencoba mengerti mungkin kau sudah sangatt lapar, Kulihat kau menundukkan wajahmu ketika hidangan itu datang, Kufikir inilah saatnya namaKU kamu sebut!
Tetapi, lagi-lagi kamu lupa ..
Kau lupaa menegurKU saat makan rezeki dariKu
Bahkan kau malah menegur org lain untuk makan
Sungguh Aku sedih melihatnya!

Lalu ketika kau pulang ke rumahmu dengan penuh keletihan,
Kuberikan sedikit tenaga untukmu bergegas mensucikan diri sebelum tidur dan menghadapKU ..
Tapi tenaga yang Kuberi malah kamu habiskan untuk menelpon makhluk yang dipanggil "sayang" itu hingga kau tertidur tanpa menyebut namaKU ..

Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isyaa ..
Kau lupakan itu semua!
Kau tak acuhkan panggilanKU, kau lupakann kehadiranKU!
Kau lupakan segala perintahKU! kau lupakan segalanya!
Tega kau wahai manusia!

Apa kau lupa kalau setiap nafasmu adalah pemberianKu?
Apa kau lupa jika setiap rizki yang kamu dapatkan adalah pemberianKu?
Apa kau lupa semua yang kau miliki saat ini adalah titipan dariKu?
Apakah kau lupa, telah Kucukupkan segala kebutuhanmu?
Lalu, apa kamu lupa bahwa kamu akan kembali kepadaKu?
Dan .. Apa kamu juga lupa bahwa semuanya itu akan kamu pertanggungjawabkan di hadapanKU?

Pada hari yang tiada penolong selain Aku!
Pada hari dimana semua wajah tertunduk malu kepadaKu!
Pada hari semua manusia berebut ampunan dariKu!
Dan .. Pada hari dimana semua manusia menyesali apa yang telah dilakukannya!

Apa kamu ingat itu semua hai manusia?
Sungguh tega kamu kepadaKu ..
NikmatKu mana lagi yang ingin kamu dustakan?
PetunjukKU mana lagi yang ingin kamu ingkari?

Sungguh manusia,
Aku sayang padamu
Aku cinta padamu
Aku rindu padamu
Namun, kenapa kamu tidak sayang padaKU?
mengapa kamu tidak cinta padaKU?
Dan mengapa juga kamu tidak Rindu padaKU?
Mungkin setelah kau baca surat ini kau jadi mengerti, bahwa Aku sungguh rindu padamu
Aku ingin kau mulai menyapaKU,
Meskipun hanya semenit, hanya sedetik, atau bahkan sekilas
Sungguh Aku rindukan itu ..

Jika kamu telah membaca surat ini, sungguh kau telah berada dalam RahmatKU

Aku ingin kamu mendoakan kebaikan kepada orang yang telah Kutitipi surat ini
Karna dia juga pernah Kuberikan surat ini
Dan dia juga sedang belajar untuk mendekat kepadaKU
Maka doakanlah dia ..

Lalu berikan surat ini untuk semua orang yang kau sayangi
Agar mereka dapat mengerti bahwa Aku juga menyayangi mereka

Terimakasih kekasihKU,
Semoga setelah ini kamu bisa merindukanKU dengan sepenuh hatimu ..”

Wallahu’alam ...

Tuesday, 14 August 2012

Fiqih Puasa Ramadhan



Ahlan wa sahlan Ramadhan ..
Kata-kata itu terasa indah ketika kita mendengarnya setiap menjelang bulan paling mulia. Bulan yang entah setiap detiknya berapa banyak mengalirnya pahala ke bumi Allah Swt untuk hambaNya. Namun, kebanyakan dari kita terkadang kurang memahami betul hikmah dari bulan kemuliaan itu. Hanya sekedar berpuasa untuk tidak makan dan minum.  Padahal banyak hal yang harus kita cermati sebagai bekal sebelum berpuasa, yakni pengetahuan tentang puasa itu.

Ibarat berjalan ke medan perang besar, kita wajib memiliki perlengkapan perang dan bekal pengetahuan yang cukup mengenai strategi perang. Berikut kita bahas sedikit apa saja yang harus kita ketahui agar tidak ‘gugur’ sia-sia saat peperangan hawa nafsu ini akan dimulai ...

Mau Puasa? Perhatikan Hal Ini 
Hal paling penting sebelum puasa adalah tabyit. Istilah tabyit mungkin masih asing di telinga kita, pengertiannya berupa niat pada malam hari untuk melaksanakan puasa pada esok harinya. Mengapa tabyit penting? Karena tanpa tabyit puasa tak diterima oleh Allah Swt.
“Barangsiapa tidak tabyit (niat) untuk berpuasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya.” (HR. Daruquthni)

Setelah tabyit, hal lainnya yang tak kalah penting adalah sahur (makan dan atau minum sebelum fajar). Fungsinya adalah untuk persiapan awal menahan lapar dan haus sehari penuh, selain itu agar puasa yang dilakukan mendapat berkah dari Allah. “Bersahurlah kalian, sesungguhnya dalam sahur itu ada keberkahan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Lalu pasti kita sering mendengar istilah Imsak. Dalam hal ini, imsak berarti menahan diri dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Sesuai dengan surat Al-Baqarah : 187. Selain itu, menjauhi perbuatan maksiat juga sangat penting saat kita berpuasa. “Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan maksiat bahkan melakukannya, maka Allah tidak membutuhkan lapar dan hausnya.” (HR. Bukhari)

Selanjutnya, jika sudah mendengar adzan maghrib, kita wajib menta’jilkan (menyegerakan) untuk berbuka. “Orang yang berpuasa senantiasa berada dalam kebaikan selama ia menyegerakan berbuka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 Terakhir, yang harus kita lakukan adalah berdoa setelah berbuka. Coba kita renungkan, sedikit saja kurang dari satu menit kita sediakan waktu untuk berdoa khusus. Karena doa orang yang usai berpuasa permohonannya tak akan ditolak Allah Swt. “Sesungguhnya orang yang berpuasa ketika berbuka memiliki doa yang tidak akan ditolak.” (HR. Ibnu Majah)

Siapa Saja yang Wajib Berpuasa?
1.       Orang Islam
2.       Baligh
3.       Berakal
4.       Sehat jasmani (tidak sakit)
5.       Tidak dalam bepergian
6.       Suci dari haid atau nifas

Apa Saja yang Membatalkan Puasa?

1.       Makan dan atau Minum dengan Sengaja
Berdasarkan Al Baqarah 187 “Maka sekarang (malam hari) diperbolehkan kamu mencampuri mereka (istri).....makan dan minumlah sehingga nyatalah bagimu benang yang putih dari benang yang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa hingga malam (matahari terbenam).
Bagaimana jika ada orang yang batal puasanya karena makan dan minum dengan sengaja? Maka orang itu wajib mengganti (qadha) puasanya yang batal itu di hari lain di luar bulan Ramadhan.
 Lalu bagaimana kalau makan dan minum yang tidak disengaja? Jika keadaannya demikian, maka tidak batal puasanya dan harus disempurnakan (lanjutkan hingga terbenam matahari) tanpa ada kewajiban meng-qadhanya. “Barangsiapa yang lupa sedangkan ia berpuasa, lalu ia makan dan minum, maka hendaklah ia menyempurnakan puasanya. Sesungguhnya Allah-lah yang telah memberinya makan dan minum.” (HR. Bukhari-Muslim)

2.       Haid dan Nifas
Dalilnya adalah hadist Mu’adz, “Saya bertanya kepada ‘Aisyah ra: mengapa orang haid puasanya harus di-qadha, sedangkan shalatnya tidak? ........... kemudian Dia menjawab: kami mengalaminya, kemudian kami diperintahkan untuk meng-qadha puasa dan tidak diperintahkan untuk meng-qadha shalat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

3.       Muntah Disengaja
Rasulullah Saw bersabda: “Barangsiapa tertumpah (muntah), maka ia tidak wajib qadha, tapi siapa yang sengaja memuntahkan diri ia wajib qadha.” (HR. At Tirmidzi)

4.       Sengaja Mengeluarkan Air Mani
Dalilnya berdasarkan hadist qudsi perihal orang yang berpuasa “Ia meninggalkan makan, minum dan syahwatnya karena Aku (Allah),”
Sedangkan mengeluarkan air mani dengan sengaja adalah syahwat.

5.       Bersetubuh
Dalilnya adalah QS. Al Baqarah 187. Jika terjadi hal seperti itu, maka wajib kaffarat baginya untuk memerdekakan hamba sahaya. Jika tidak mampu maka keduanya wajib berpuasa dua bulan berturut-turut. Jika tidak mampu juga, maka wajib memberi makan kepada 60 fakir miskin.

Yang Tidak Membatalkan Puasa

1.       Seseorang yang bangun pagi dalam keadaan junub pada hari berpuasa. Dalilnya dari hadist ‘Aisyah ra. dan Ummu Salamah ra. berkata: Sesungguhnya Rasulullah Saw mendapati fajar dalam keadaan junub karena bersetubuh dengan istrinya, kemudian beliau mandi dan berpuasa.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2.       Bersiwak / menggosok gigi tidak membatalkan puasa. Dalilnya Amir Rabi’ah ra mengatakan : “Saya melihat Rasulullah Saw bersiwak padahal beliau sedang berpuasa.” (HR. Ahmad)
Namun, di sisi Allah bau mulut orang yang sedang berpuasa akan lebih baik dari minyak kasturi.

3.       Mencium istri dan bercumbu dengannya jika aman dari keluarnya mani. Dalilnya : ‘Aisyah ra berkata : “Nabi Saw pernah mencium dan bercumbu denganku padahal beliau sedang berpuasa, dan beliau adalah orang yang paling kuat menahan syahwatnya dibanding kalian.” (HR. Bukhari dan Muslim)

4.       Mandi dan mengguyur kepala dengan air. Diriwayatkan dari sebagian sahabat Nabi Saw berkata: “ Aku melihat Rasulullah Saw di Al ‘Araj mengguyurkan air di kepalanya padahal sedang berpuasa karena dahaga atau kepanasan.” (HR. Abu Dawud, dan dishahihkan oleh Al Albani)

5.       Berkumur-kumur dan memasukkan air ke hidung tanpa berlebihan. Suatu hari Umar ra merasa gembira kemudian ia mencium istrinya padahal dirinya sedang berpuasa, lalu ia menemui Rasulullah Saw dan berkata : “Hari ini aku telah melakukan kesalahan besar, aku mencium istriku padahal sedang berpuasa. Nabi Saw menjawab : Apa pendapatmu jika engkau berkumur-kumur dengan air, padahal engkau puasa? Umar menjawab : Tidak apa-apa. Nabi bersabda: Lalu mengapa?”

6.       Muntah tidak disengaja, mimpi basah, bekam dan donor darah bagi siapa yang tidak khawatir lemah staminanya. Dalilnya “Tidak batal orang yang muntah, yang mimpi bersetubuh, dan berbekam.” (HR. Abu Dawud)

Orang yang memperoleh Rukhshah

Rukhshah merupakan alasan / sebab seseorang mendapatkan keringanan dari Allah Swt untuk tidak melakukan ibadah puasa. Namun, ada beberapa syarat yang harus dilakukan oleh orang tersebut :
 
1.       Boleh berbuka dan wajib qadha pada hari lain di luar bulan Ramadhan, yaitu bagi orang yang sakit dan musafir (QS. Al Baqarah : 185).
 
2.       Boleh berbuka dan wajib fidyah, yaitu bagi orang yang sudah lanjut usia, wanita hamil, wanita yang sedang menyusui, para pekerja berat, orang sakit yang tidak ada harapan untuk sembuh (QS. Al Baqarah : 184). Lalu berdasarkan hadist : “Rukhshah (keringanan) bagi laki-laki maupun wanita yang lanjut usia yang tidak sanggup berpuasa adalah berbuka dan memberi  seorang miskin untuk setiap harinya. Demikian pula wanita hamil dan menyusui jika mereka khawatir terhadap anaknya, ia boleh berbuka dan memberi makan seorang miskin.” (HR. Abu Dawud) 

Ukuran Fidyah
Dalil tersebut tidak menyebutkan jumlahnya, hal ini dikembalikan kepada takaran kebiasaan yang kita makan. Jika dalam sehari semalam kita makan sekitar Rp 10 ribu, berarti fidyahnya Rp 10 ribu per hari. Apabila kita tidak berpuasa 30 hari maka perhitungannya 30 hari x Rp 10.000 = Rp 300.000.

Wallahu’alam ...

Sunday, 12 August 2012

Tanda Lailatul Qadr



''Lailatul Qadar telah dikaruniakan kepada umat ini (umatku) yang tak diberikan kepada umat-umat sebelumnya.'' (Al-Hadist).

Banyak dari kita yang bertanya-tanya tentang malam lailatul qadr. Apa sih malam itu? Dan benarkah malam itu sangat istimewa? Tidak dapat dipungkiri, tak ada malam yang lebih indah daripada malam lailatul qadr. Bahkan saking istimewanya, Allah Swt menurunkan (QS. 97 : Al-Qadr) secara khusus dalam Al-Qur’an untuk membahas malam terbaik bagi umat Nabi Muhammad Saw.

Sekilas Mengenai Lailatul Qadr
Suatu hari, dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW berkisah kepada para sahabat tentang seorang seorang yang saleh dari Bani Israil. Orang tersebut menghabiskan waktunya selama 1000 bulan  untuk berjihad fii sabilillah. Mendengar kisah itu, para sahabat merasa iri, karena tak bisa memiliki kesempatan untuk beribadah selama itu.

Usia umat Nabi Muhammad Saw memang lebih pendek dari umat terdahulu. Dalam riwayat lainnya disebutkan bahwa Nabi Saw pernah merenungi hal itu. Nabi Saw pun bersedih, karena mustahil umatnya dapat menandingi amal ibadah umat-umat terdahulu.
Dengan penuh kasih sayang yang tak terhingga, Allah SWT lalu mengaruniakan Lailatul Qadar kepada umat Nabi Muhammad SAW sebagai jawaban.

Dimana Lailatul Qadar menjadi suatu malam karunia Allah yang sangat besar dengan kebaikan dan keberkahannya. Pada malam itu, diturunkan Al-Qur’an yang memiliki kemuliaan, melalui seorang malaikat yang sangat mulia dan diterima seorang nabi yang juga sangat mulia.

Al Qadar juga  bisa bermakna ukuran. Ukuran segala sesuatu itu ditetapkan pada malam itu, rezeki seseorang, apakah dia bahagia atau tidak? Sampai setahun ke depan ditetapkan pada malam itu.

Ciri-ciri Lailatul Qadr
Lalu adakah ciri-ciri akan datangnya Lailatul Qadar? Banyak riwayat yang menyatakan tanda-tanda fisik seperti pada malam itu tenang, angin sepoi-sepoi, kemudian matahari esok harinya berawan dan tidak terlalu panas. Tetapi di antara banyaknya riwayat tersebut, hanya sedikit yang dapat dipertanggungjawabkan kesahihannya.

Meski Allah memberikan ciri tersurat secara fisik di alam semesta milik-Nya, tetapi yang lebih penting adalah ciri-ciri tersirat di hati hamba-Nya. Dan hanya orang-orang pilihan dan yang telah ditentukan oleh Allah yang dapat merasakannya. Orang tersebut selalu merasa damai,  selalu menebar kedamaian dalam hidupnya sampai dibangkitkan kembali menyongsong fajar kehidupan yang baru.

Dari Abi bin Ka’ab bahwa Rasulullah Saw bersabda, ”Shubuh hari dari malam lailatul qadar matahari terbit tanpa sinar, seolah-olah mirip bejana hingga matahari itu naik.” (HR. Muslim)

Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.  Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”
(QS. Al Qadr : 4-5)

Tak ada seorang pun yang tahu kapan tamu agung itu akan datang. Hanya Allah SWT yang mengetahui kapan malam yang lebih baik dari 1000 bulan itu akan menghampiri hambanya. Terlebih, sebagai tamu agung, Lailatul Qadar hanya dianugerahkan kepada orang-orang yang mendapat taufik dan beramal saleh pada malam itu. 

Namun yang pasti, malam istimewa itu hadir pada malam-malam ganjil di 10 hari terakhir pada bulan Ramadhan. Sesuai dengan dalil dari ‘Aisyah .ra, bahwa Nabi Saw selalu menghidupkan sepuluh malam terakhir bulan Ramadan.

Beliau bersabda, “Carilah malam qadar di malam ganjil pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari - Muslim)

Wallahu’alam ...

Saturday, 11 August 2012

Riya', Penggugur Amal Ibadah



 “Dan apabila mereka (kaum munafikin) berdiri mengerjakan shalat, maka mereka berdiri dalam keadaan malas dan riya’ di hadapan manusia dan tidaklah mereka mengingat Allah kecuali sedikit sekali.” (QS. An Nisa: 142)

Terkadang diri kita tidak sadar bahwa amal ibadah yang telah kita lakukan harus berakhir sia-sia. Bukan karena Allah tidak menerimanya, namun karena diri kita sendiri yang membuat Allah enggan menerimanya. Karena Allah merasa amal ibadah yang dilakukan itu bukan untuk-Nya. 

Tidak dapat dipungkiri jika sebagian besar dari kita senang dengan pujian. Senang disebut- kebaikannya oleh orang lain. Tapi, tahukah kamu dampak yang diakibatkan perbuatan tersebut? Sedikit pengertian tentang riya’, yakni; melakukan suatu perbuatan dengan tujuan mendapat pujian dari orang lain terhadap apa-apa yang telah dilakukannya.

Dari Abu Said Al-Khudri -radhiallahu anhu- dia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah keluar bersama kami, sementara kami sedang berbincang-bincang tentang dahsyatnya fitnah Al-Masih Ad-Dajjal. Maka beliau bersabda, “Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang sesuatu yang lebih aku khawatirkan menimpa diri kalian daripada Al-Masih Ad-Dajjal?” Kami menjawab, “Tentu.” Beliau bersabda, “Syirik yang tersembunyi, yaitu seseorang mengerjakan shalat lalu dia membaguskan shalatnya karena ada seseorang yang memperhatikannya.” (HR. Ibnu Majah)

Kisah Abid dengan Riya’
Pada waktu sahur, seorang ‘Abid (orang ahli ibadah) membaca surat 'Thaa Haa' di biliknya yang berdekatan dengan jalan raya. Selesai membaca, dia merasa sangat mengantuk. Lalu ia putuskan untuk tidur.

Dalam tidurnya, dia bermimpi melihat seorang laki-laki turun dari langit dan membawa Al-Qur’an. Lelaki itu datang menemuinya dan segera membuka kitab suci itu di depannya. Dijelaskannya surat 'Thaa Haa', dan diperlihatkannya halaman demi halaman agar terlihat jelas oleh Abid.

Ia melihat setiap kalimat surat itu dicatat sepuluh amal kebajikan sebagai pahala bacaannya, kecuali satu kalimat saja yang catatannya dihapus. Lalu Abid bertanya, "Demi Allah, sesungguhnya aku telah membaca seluruh surat ini tanpa meninggalkan satu kalimat pun. Tetapi mengapa catatan pahala untuk kalimat ini dihapus?"

Laki-laki itu berkata : "Benar seperti katamu, engkau memang tidak meninggalkan satu kalimat pun dalam bacaanmu tadi, dan untuk kalimat itu sudah dicatatkan pahalanya, tetapi tiba-tiba kami mendengar perintah dari arah Arasy, ' Hapuskan catatan itu dan gugurkan pahala untuk kalimat itu!' karena itulah kami segera menghapusnya."

Dalam mimpinya Abid menangis dan berkata, "Kenapa tindakan itu dilakukan?"
"Semua ini karena engkau sendiri, ketika membaca surat Thaa Haa tadi, seorang hamba Allah melewati jalan dekat rumahmu, engkau sadar akan hal itu, lalu engkau meninggikan suara bacaanmu agar terdengar oleh hamba Allah tersebut. Kalimat yang tiada catatan pahala itulah yang telah engkau baca dengan suara tinggi." jelas si lelaki.

Sang Abid terjaga dalam tidurnya, "Astagfirullahal'adzim! sungguh dahsyat virus riya’ menyusup ke dalam hatiku, dan sungguh besar bahayanya. Dalam sekejap mata, ibadahku dimusnahkan," tuturnya.

Kiat-kiat Terbebas dari Riya’
  1. Berdo’a kepada Allah Swt agar dijauhkan dari penyakit riya’.
  2. Sebisa mungkin menyembunyikan amalan sebagaimana banyak dilakukan oleh orang-orang shalih terdahulu, misalkan sedekah.
  3. Meluruskan niat ibadah.
  4. Menumbuhkan rasa takut tidak diterimanya amal ibadah oleh Allah ta’ala.
  5. Tidak terpengaruh dengan pujian orang lain ketika beribadah.
  6. Merasa takut untuk dipuji, karena segala puji hanya milik Allah Swt.
  7. Berusaha ikhlas dan tidak mengungkit suatu amalan kepada orang lain.
  8. Senantiasa beristighfar kepada Allah.
“Barangsiapa yang memberikan teladan yang baik dalam Islam, kemudian ada yang mencontoh kebaikannya, maka dicatat baginya pahala seperti pahala orang yang mencontohnya tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang mencontohnya.” (HR. Muslim)
Wallahu’alam ...

Keutamaan Umat Nabi Muhammad Saw dalam Taurat



Ketika Nabi Musa AS bermunajat di Gunung Thursina untuk ‘bertemu’ Allah swt, ia mengajukan beberapa permintaan terkait isi dalam lauh-lauh Kitab Taurat yang diterimanya.

Ia berkata, “Ya Tuhanku, aku melihat di lauh-lauh itu disebutkan suatu umat yang menjadi umat terbaik yang pernah terlahir ke dunia, mereka menyuruh sesamanya untuk berbuat kebaikan dan mencegah sesamanya berbuat kemungkaran. Ya Tuhanku, jadikanlah mereka itu sebagai umatku.” 
 Allah swt menjawab, “Itu adalah umat Muhammad.”

Nabi Musa AS meminta lagi, “Ya Tuhanku, aku melihat di lauh-lauh itu disebutkan suatu umat yang menjadi umat terakhir yang diciptakan, namun mereka adalah umat yang paling dahulu masuk surga. Ya Tuhanku, jadikanlah mereka itu sebagai umatku.”
Allah swt menjawab, “Itu adalah umat Muhammad.”

Nabi Musa AS berkata lagi, “Ya Tuhanku, aku melihat di lauh-lauh itu disebutkan suatu umat yang memiliki anak-anak yang sudah dapat menghafal kitab suci mereka, sedangkan umat-umat sebelumnya membaca kitab suci mereka dengan melihat. Apabila kitab itu disingkirkan, mereka tidak dapat membacanya dan tidak mengetahuinya. Engkau juga memberikan mereka daya hafal yang tinggi yang tidak pernah diberikan pada umat lainnya. Ya Tuhanku, jadikanlah mereka itu sebagai umatku.”
Allah swt menjawab, “Itu adalah umat Muhammad.”
 
Nabi Musa AS memohon, “Ya Tuhanku, aku melihat di lauh-lauh itu disebutkan satu umat yang beriman pada kitab suci yang pertama kali diturunkan hingga kitab suci yang terakhir diturunkan. Mereka senantiasa memerangi kesesatan, bahkan mereka juga memerangi makhluk paling pendusta yang bermata satu (Dajjal). Ya Tuhanku, jadikanlah mereka itu sebagai umatku.”
Allah swt menjawab, “Itu adalah umat Muhammad.”
 
Ia berkata lagi, “Ya Tuhanku, aku melihat di lauh-lauh itu disebutkan suatu umat yang ketika berniat untuk berbuat baik dan mereka tidak melaksanakan niat tersebut, maka akan tertulis satu kebaikan. Dan jika mereka melaksanakan niat tersebut, maka akan tertulis bagi mereka 10 hingga 700 kali lipat. Ya Tuhanku, jadikanlah mereka itu sebagai umatku.”
Allah swt menjawab, “Itu adalah umat Muhammad.”
 
Nabi Musa AS meminta lagi, “Ya Tuhanku, aku melihat di lauh-lauh itu disebutkan suatu umat yang dapat memberikan syafa’at sekaligus menerima syafa’at. Ya Tuhanku, jadikanlah mereka itu sebagai umatku.”
Allah swt menjawab, “Itu adalah umat Muhammad.”

Setelah mendegar semua itu, Nabi Musa AS melemparkan lauh-lauh yang dipegangnya sembari berkata, “Ya Tuhanku, jadikanlah aku salah satu umat Muhammad.”
Wallaahu a'lam..
Sumber : Detik Ramadhan