''Lailatul Qadar telah dikaruniakan kepada umat
ini (umatku) yang tak diberikan kepada umat-umat sebelumnya.'' (Al-Hadist).
Banyak dari kita yang
bertanya-tanya tentang malam lailatul qadr. Apa sih malam itu? Dan benarkah
malam itu sangat istimewa? Tidak dapat dipungkiri, tak ada malam yang lebih
indah daripada malam lailatul qadr. Bahkan saking istimewanya, Allah Swt
menurunkan (QS. 97 : Al-Qadr) secara khusus dalam Al-Qur’an untuk membahas malam
terbaik bagi umat Nabi Muhammad Saw.
Sekilas Mengenai Lailatul Qadr
Suatu hari, dalam sebuah riwayat,
Rasulullah SAW berkisah kepada para sahabat tentang seorang seorang yang saleh
dari Bani Israil. Orang tersebut menghabiskan waktunya selama 1000 bulan
untuk berjihad fii sabilillah. Mendengar kisah itu, para sahabat merasa iri,
karena tak bisa memiliki kesempatan untuk beribadah selama itu.
Usia umat Nabi Muhammad Saw memang
lebih pendek dari umat terdahulu. Dalam riwayat lainnya disebutkan bahwa Nabi
Saw pernah merenungi hal itu. Nabi Saw pun bersedih, karena mustahil umatnya
dapat menandingi amal ibadah umat-umat terdahulu.
Dengan penuh kasih sayang yang tak
terhingga, Allah SWT lalu mengaruniakan Lailatul Qadar kepada umat Nabi
Muhammad SAW sebagai jawaban.
Dimana Lailatul Qadar menjadi suatu malam karunia
Allah yang sangat besar dengan kebaikan dan keberkahannya. Pada malam itu,
diturunkan Al-Qur’an yang memiliki kemuliaan, melalui seorang malaikat yang
sangat mulia dan diterima seorang nabi yang juga sangat mulia.
Al Qadar juga bisa bermakna
ukuran. Ukuran segala sesuatu itu ditetapkan pada malam itu, rezeki seseorang,
apakah dia bahagia atau tidak? Sampai setahun ke depan ditetapkan pada malam
itu.
Ciri-ciri Lailatul Qadr
Lalu adakah ciri-ciri akan
datangnya Lailatul Qadar? Banyak riwayat yang menyatakan tanda-tanda fisik
seperti pada malam itu tenang, angin sepoi-sepoi, kemudian matahari esok harinya
berawan dan tidak terlalu panas. Tetapi di antara banyaknya riwayat tersebut,
hanya sedikit yang dapat dipertanggungjawabkan kesahihannya.
Meski Allah memberikan ciri
tersurat secara fisik di alam semesta milik-Nya, tetapi yang lebih penting
adalah ciri-ciri tersirat di hati hamba-Nya. Dan hanya orang-orang pilihan dan
yang telah ditentukan oleh Allah yang dapat merasakannya. Orang tersebut selalu
merasa damai, selalu menebar kedamaian dalam hidupnya sampai dibangkitkan
kembali menyongsong fajar kehidupan yang baru.
Dari Abi bin Ka’ab bahwa Rasulullah
Saw bersabda, ”Shubuh hari dari malam
lailatul qadar matahari terbit tanpa sinar, seolah-olah mirip bejana hingga
matahari itu naik.” (HR. Muslim)
“Pada
malam itu turun malaikat-malaikat dan (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk
mengatur segala urusan. Malam itu
(penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”
(QS. Al Qadr : 4-5)
Tak ada seorang pun yang tahu kapan
tamu agung itu akan datang. Hanya Allah SWT yang mengetahui kapan malam yang
lebih baik dari 1000 bulan itu akan menghampiri hambanya. Terlebih, sebagai
tamu agung, Lailatul Qadar hanya dianugerahkan kepada orang-orang yang mendapat
taufik dan beramal saleh pada malam itu.
Namun yang pasti, malam istimewa
itu hadir pada malam-malam ganjil di 10 hari terakhir pada bulan
Ramadhan. Sesuai dengan dalil dari ‘Aisyah .ra, bahwa
Nabi Saw selalu menghidupkan
sepuluh malam terakhir bulan Ramadan.
Beliau bersabda, “Carilah malam qadar di malam ganjil pada sepuluh malam
terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari - Muslim)
Wallahu’alam ...
No comments:
Post a Comment